Kamis, 15 November 2012

Jendela Motivasi (SANG JUARA)


            Suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, terlebih saat babak final. Hanya tersisa empat orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang mereka miliki. Semuanya buatan sendiri karena memang begitu peraturannya. Salah satu dari keempat itu adalah mark. Desain mobilnya yang tak istimewa bila dibanding semua lawannya tapi secara perfoma mobil mark lah yang paling sempurna.
            Secar fisik mobil itu memang tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentunya tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun mark bangga dengan itu semua sebab mobil itu adalah buatan tangannya sendiri.
            Tibalah pada saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di depan garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Disetiap jalur lintasan, telah siap empat mobil dengan empat pembalap kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan empat jalur terpisah. Sesaat sebelum lomba, mark meminta waktu sebentar untuk berdoa. Lalu semenit kemudian ia berkata “ya, aku siap”
            Dor. Tanda pertandingan telah dimulai, dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil meluncur dengan kuat. Setiap peserta bersorak, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. “ayoo, cepat majuu,,,!!!” begitu teriak mereka.
            Beberapa saat kemudian, keluarlah pemenangnya saat tali lintasan finis terputus oleh laju mobil mainanm dan mark lah pemenangnya. Mark sangat gembira dengan kemenangannya itu dan berucap syukur pada tuhan.
            Saat pembagian piala tiba, mark di daulat menuju podium. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya yang didengar oleh seluruh hadirin, “hai jagoan, kamu pasti berdoa pada tuhan agar kamu menag bukan?”. Mark terdiam lalu menjawabnya, “bukan pak, bukan itu isi doa saya,,” lalu mark melanjutkat jawabannya, “sepertinya, tidak adil meminta pada tuhan untuk menolong saya mengalahkan oranglain. Saya hanya memohon pada tuhan, agar saya tidak menangis jika kalah.”. semua hadirin terdiam mendengar jawaban itu. Sesaat kemudian terdengarlah tepuk tangan membahana dari mereka memenuhi ruangan itu. JJJ
                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar